Siswa SDN 3 Amis Meninggal Dunia Akibat Bulliying Dan Kekerasan


Pemerintah Daerah Indramayu telah berupaya menjadikan kabupaten ini sebagai daerah yang layak anak dengan memerangi perundungan, bullying, dan kekerasan seksual. Namun, langkah tersebut belum sepenuhnya efektif.

Baru-baru ini, sebuah insiden kekerasan terjadi pada Willy D, yang diduga mengalami kekerasan dari seorang kakak kelas berinisial R. Menurut keterangan dari kakek korban, Kusmayadi, Willy sering kali mendapatkan kekerasan dari R, meskipun pihak sekolah dan orang tua kedua belah pihak telah mencoba melakukan mediasi untuk menghentikan kekerasan tersebut. 

Namun, pada Kamis, 01 Agustus 2024, sekitar pukul 09.30 WIB, saat jam istirahat, Willy kembali diserang oleh R. Dalam insiden tersebut, R memukul bagian leher Willy dari belakang sebanyak tiga kali. Akibatnya, Willy pingsan dan segera dilarikan ke Puskesmas Cikedung, kemudian dirujuk ke RSUD Indramayu.

Selama perjalanan ke RSUD Indramayu, terjadi kendala saat tabung oksigen terjatuh di daerah Lelea. Tenaga medis harus turun untuk memperbaiki dan memastikan keberadaan tabung oksigen. Tragisnya, di jembatan Bangkir, Willy menghembuskan napas terakhirnya sebelum tiba di IGD RSUD Indramayu. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indramayu, H. Caridin, dan tim medis datang untuk mendampingi keluarga korban, namun nyawa Willy tidak dapat diselamatkan.
Ibunda Willy, Masirih, yang bekerja sebagai TKW di Arab Saudi, menegaskan bahwa ia tidak menginginkan mediasi atau penyelesaian kekeluargaan. Ia meminta agar pihak kepolisian menyelidiki dan menuntaskan kasus kematian anaknya dengan tuntas.

Insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya pengawasan yang ketat dari para pendidik terhadap peserta didik, baik selama proses belajar mengajar maupun saat waktu istirahat. Semua pihak harus berkomitmen untuk mencegah perundungan, bullying, dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
(Wira Hadiyono)

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم